Selasa, 19 Oktober 2010

Pernikahan Muslimah Happy Salma Tjokorda Bagus

Happy Salma telah menikah dengan keluarga Puri Ubud, Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthayasa di Catatan Sipil Sydney, Australia pada tanggal 18 September 2010, karena di Indonesia pernikahan beda agama belum diakui. Sebenarnya pernyataan eksplisit yang melarang pernikahan beda agama itu tidak ada. Hanya prosedur atau tata cara untuk pencatatan sipil mengharuskan kita untuk mendapatkan surat pernikahan terlebih dahulu dari tempat ibadah yang melangsungkan pernikahan tersebut. Pihak Gereja Katolik beberapa tahun terakhir ini telah membolehkan salah satu pasangannya yang non-Katolik menikah di Gereja Katolik dengan pasangannya yang Katolik. Sedangkan Kantor Urusan Agama (KUA) Islam hanya mau menikahkan pasangan yang keduanya beragama Islam, mualaf sekalipun.

Pada tanggal 3 Oktober 2010, digelarlah ritual pernikahan dengan adat Hindu di Puri Saren Kauh, Ubud, Bali yang berlangsung hikmat dan semarak. Selanjutnya diselenggarakan kembali acara resepsi pernikahan pada tanggal 16 Oktober 2010 di tempat kelahiran Happy Salma, Sukabumi dengan adat Sunda yang kental dan terdengar pula lantunan ayat suci Alquran.

Melakukan pencatatan sipil di Australia yang dilakukan pasangan ini mirip dengan yang dilakukan oleh pasangan Titi Kamal Christian Sugiono. Mungkin ini langkah yang paling tepat untuk pasangan Happy-Tjok, sehingga terlihat bersifat netral, karena Tjokorda Bagus berasal dari Bali. Ini tentunya berbeda, jika pasangan tersebut Islam Kristen dan keduanya berasal dari Luar Bali menikah di Bali.

Sedangkan resepsi pernikahan dilakukan dua kali, pertama karena ada dananya dan keluarga Tjok 'harus' melakukan resepsi tersebut, karena masih mengikuti adat istiadat bangsawan, kedua keluarga Happy Salma mengadakan resepsi untuk pengimbang, supaya terlihat netral sekaligus 'ngunduh mantu'. Tentunya jika dana terbatas dan kaum kebanyakan saja dapat dipilih resepsi pernikahan satu kali saja yang bersifat netral, misalnya berpola barat atau mungkin juga selera Nusantara atau bahkan malah Nikah Tamasya saja.

Senin, 21 Juni 2010

Kawin Campur Choky Sitohang Menjaga Perasaan

Pada tanggal 18 Juni 2010, telah dilangsungkan pernikahan Choky Sitohang dengan Melissa Ariyani dengan resepsi ala Batak. Sedangkan akadnya sendiri konon menggunakan cara Kristen sesuai dengan Agama Choky Sitohang. Hal inilah yang katanya dianggap tidak adil oleh pihak orang tua perempuan yakni tak adanya Akad Nikah secara Islam. Benarkah hal ini, sampai saat ini tak ada klarifikasi yang jelas dari kedua belah pihak, sehingga timbul dugaan pernikahan bermasalah. Padahal setidak-tidaknya Haji Ansori yang merupakan orang tua Melissa telah eksplisit merestuinya. Memang biasanya seorang Ayah lebih toleran daripada Ibu dalam kasus-kasus seperti ini. Hal ini terlihat dalam pernikahan Angelica Sondakh dengan Adjie Massaid dan juga dalam kasus Alter dan Jane, walaupun ayah Jane juga katanya tidak setuju, tetapi setidaknya lebih lunak dari Ibunya. Kerabat dekat saya juga ada yang demikian, ketika anaknya menikah dengan Bule, Ibunya tidak setuju, walaupun Ayahnya setuju dan alhasil mereka berdua tidak datang dalam akad nikah maupun resepsi pernikahan; Sang Ayah tak datang, karena tak mau ribut dengan Istrinya. Jadi Haji Ansori telah selangkah lebih maju dengan datang ke Resepsi Pernikahan Putrinya, walaupun sebagai tamu.

Masalah Akad Nikah memang menjadi masalah. Saya belum pernah tahu adanya pasangan yang melakukan Akad Nikah 2 kali, masing-masing sesuai dengan agama pihak pria dan pihak wanita. Tetapi Resepsi Pernikahan ada yang 2 kali atau 1 kali saja, tetapi Hybrid yakni menggabungkan kedua adat dari kedua mempelai.
Choky Sitohang sebagai orang Batak adatnya sangat kuat (setidak-tidaknya adat orang tuanya), makanya resepsinya ala Batak. Saya tidak tahu apakah telah ada upacara penerimaan Melissa Ariyani sebagai orang yang diakui sebagai Batak atau belum.
Masalah Resepsi Pernikahan sebenarnya dengan mudah diatasi yakni dengan mengadakan Resepsi ala Barat yang sifatnya Netral. Tetapi masalah Akad Nikah lebih sulit mengatasinya dan mungkin sebaiknya mengikuti cara Christian Sugiono dan Titi Kamal (Blog saya ini, Juli 2009).

Hukum Catatan Sipil kita memiliki kelemahan yaitu hanya dapat mencatatkan mereka yang telah Akad Nikah secara Agama. Padahal Akad Nikah Beda Agama inilah yang sebenarnya menjadi masalah. Sebenarnya bisa dipermudah, kenapa dipersulit. Tetapi Catatan Sipil kita bisa mencatat/meregistrasi Pernikahan yang telah diadakan di Luar Negeri. Hal inilah yang tampaknya juga telah dilakukan oleh pasangan Christian Sugiono dan Titi Kamal.

Bagaimanapun selamat kepada Choky dan Melissa semoga rukun dan bahagia. Perbedaan Agama bukan merupakan issue yang penting sebenarnya, jika ada Toleransi. Yang penting kecocokan berdua dan Cinta Sejati menuju Negara Bangsa Indonesia.

CATATAN:Artikel tentang PEMBAURAN di atas banyak pembacanya, mungkin anda juga tertarik membaca:
* Tentang kawin campur yang terjadi pada selebriti Indonesia dan Internasional:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/08/kawin-campur-selebriti-indonesia.html
* Tentang bola salju kawin campur selebriti Indonesia dan Internasional:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/06/seleb-indonesia-internasional-kawin.html
* Tentang Muslimah Happy Salma yang menikah dengan seorang penganut Hindu:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2010/10/pernikahan-muslimah-happy-salma.html
* Tentang Negara Bangsa Indonesia:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2010/06/kawin-campur-choky-sitohang-menjaga.html
* Tentang permasalahan kawin campur beda agama:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/07/kawin-campur-beda-agama.html

CATATAN:Artikel di blog saya yang lain dan banyak pembacanya:
* Tentang pemilihan Waterproofing dan cat DryLok untuk Dek yang rembes, Kolam Renang dan Kolam Ikan:
http://allsarwa.blogspot.com/2013/04/cat-acrylic-waterprof-tahan-lama.html

Rabu, 03 Februari 2010

Cinta Sejati Negara Bangsa Indonesia

Mencari Jawaban Cinta Sejati demi Pembauran Negara Bangsa Indonesia haruslah terlebih dahulu menelaah Pembauran/Asimilasi di negara-negara: Belanda, Perancis, Amerika Serikat, Brazil, Singapura, Malaysia dan tentunya di Indonesia sendiri.

Belanda. Lebih dari 10% warga negara Belanda memiliki darah Indonesia khususnya Maluku. Asimilasi di sana sejauh ini berlangsung baik. Tetapi Belanda Negara Kecil, maka pengaruh Pembauran di Dunia adalah minim bahkan untuk ukuran Eropa sekalipun.

Perancis. Penjajah Perancis dulu banyak memiliki wilayah jajahan/koloni di Afrika. Warga Afrika yang bermukim di Perancis kini cukup banyak. Banyak dari pemain Liga Perancis bahkan Pemain Nasionalnya adalah keturunan Afrika (atau Campurannya), sehingga ada yang berseloroh apakah ini Kesebelasan Perancis atau Kesebelasan Afrika?
Liberte, Egalite, Fraternite adalah semboyan Republik Perancis yang maksudnya Kemerdekaan, Persamaan dan Persaudaraan. Semoga semboyan ini mengantarkan Perancis menjadi motor Pembauran Cinta Sejati di Eropa.

Amerika Serikat. Sejak Barack Obama menjadi Presiden, maka tampaknya Pembauran di Amerika Serikat tidak menjadi masalah lagi, tetapi bagaimana kelanjutan kemajuan pelaksanaan Pembauran Sejati haruslah kita tunggu setidaknya 1 (satu) sampai 2 (dua) dekade lagi.
Pria Kulit Putih dan Wanita Hispanik menjadi motor Pembauran, tetapi hal itu hanya banyak terjadi di Negara Bagian yang dekat dengan perbatasan Mexico Amerika Serikat.
Negara Bagian California di Pantai Pasifik diharapkan menjadi tempat Pembauran Sejati di masa depan, karena kedekatannya dengan Asia dan hal ini telah tampak dengan keberagaman penduduknya.
Hawaii merupakan satu-satunya tempat di AS yang telah mendekati kesempurnaan dalam Pembauran Sejati.
Dapat dibaca juga:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/05/statistik-kawin-campursilang-di-usa.html
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/05/melting-pot-assimilation-mix-married.html

Brazil. Mungkin ini adalah satu-satunya Negara Bangsa yang Besar yang berhasil/ideal dengan Pembaurannya.
Karnaval di Rio de Janeiro adalah cermin dari Pembauran Cinta Sejati tersebut dimana banyak sekali orang yang beranekaragam turut serta memeriahkannya.

Singapura. Beberapa kali saya ke Singapura, maka saya perhatikan di MRT bahwa masing-masing etnis/suku berkelompok sendiri-sendiri. Bacaan/Koran yang mereka bacapun berbeda. Di Indonesia, Koran yang berkiblat kesukuan atau etnis tertentu hidupnya sekarat atau mungkin malah sudah wafat.

Malaysia. Saya belum pernah ke Malaysia, tetapi dari beberapa bacaan yang saya telaah hampir semuanya berpendapat Pembauran di Indonesia jauh lebih baik. Banyaknya TKI di Malaysia tentunya dapat menjadi nara sumber dan pengamat yang baik.

Indonesia. Indonesia lebih unggul dari Amerika Serikat. Pernyataan yang menggelitik.
Ketika wanita Amerika Serikat masih tidak boleh ikut Pemilu, maka Indonesia (dahulu Hindia Belanda) telah mulai dengan Emansipasi Kartini dan Pemilu Pertama Indonesiapun telah diikuti oleh wanita.
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/04/kartini-padang-dan-pembauran.html
Kaum Kulit Hitam di Amerika Serikat baru mendapatkan kesetaraan dengan Warga Negara AS lainnya beberapa tahun setelah Martin Luther King tewas ditembak dan berarti lama sekali setelah Indonesia Merdeka.
Hambatan terbesar Pembauran Cinta Sejati di Indonesia adalah Kawin Campur Beda Agama terutama yang menyangkut penganut agama Islam dimana mereka memiliki Pengadilan Agamanya sendiri. ---> Hambatan Hukum.
Terobosan Kawin Campur Beda Agama konon dapat dilakukan dengan menikah di Bali menggunakan Pandita tidak peduli apa agama masing-masing mempelai pria dan wanita. Kemudian setelah upacara pemberkatan selesai mempelai dapat mendaftarkan diri sebagai suami-istri di Catatan Sipil (bukan KUA).
Lebih lengkap dan menarik dapat dibaca pada:
http://pembauran-sejati.blogspot.com/2009/07/kawin-campur-beda-agama.html

Seyogyanya Indonesia akan mengejar dan menyamai bahkan mengungguli Brazil dalam hal Pembauran Sejati Negara Bangsa dan hal itu akan terwujud dengan adanya Cinta Sejati.