Rabu, 15 Februari 2017

Jakarta makin cerdas Ahok menang

Kemungkinan besar pada putaran II Ahok Jarot akan menang Pilkada DKI!!!

Hasil Quick Count Pilkada DKI putaran I sudah didapat, hasil resmi KPU belum keluar, tetapi kemungkinan akan sama dengan hasil Quick Count, karena semua lembaga survai menghasilkan hasil Quick Count yang seragam. Ahok Jarot mendapat sekitar 42,5 persen dan Anis Sandy 39,5 persen atau selisih 3 persen.

Pasangan Ahok Jarot mendapat dana kampanye lebih dari 90 persen dari rakyat termasuk dari rakyat kecil yang hanya menyumbang Rp 10.000, sedangkan pasangan Anis Sandy mendapat sumbangan yang 90 persen dari pengusaha Sandy Uno yang adalah calon wakil gubernur nomor urut 3 dan juga pasangan Anis. Artinya pasangan Ahok Jarot lebih dicintai rakyat dari berbagai golongan.

Beda 3 persen suara memang tidak banyak, tetapi biasanya pemenang putaran pertama Pilkada akan memenangkan juga putaran kedua pilkada.

Melalui hasil polling, maka pada saat Ahok mulai dirundung masalah keagamaan, maka perolehan suaranya sedikit, tetapi ketika sidang sudah mencapai yang ke-10, maka pendukung anti Ahok di sekitar jalannya sidang sudah jauh lebih sedikit, karena mereka mungkin mulai sadar bahwa ini adalah masalah Pilkada dan bukan masalah keagamaan. Yang hanya ikut-ikutan tanpa mengerti masalahnya pasti sudah tidak mau ikut demo lagi, apalgi yang cerdas. Yusuf Kalla mengatakan, kalau tak ada Pilkada, maka mungkin tidak akan ada sidang Ahok.

Dari gesture Anis terlihat bahwa ia memang ingin merangkul massa Islam demikian juga ketika Agus mengumumkan kekalahannya, maka Anissa Pohan istrinya bernuansa Muslim, sesuatu yang mungkin tidak sering dilakukannya, terdengar juga teriakan Takbir pada saat pidato Agus tersebut.

Akankah suara Agus akan beralih ke Anis pada Pilkada putaran II, pasti ada, tetapi belum tentu banyak.  Seseorng milih Agus mungkin karena ia suka figur SBY, figur Agus dan bisa juga, karena ia anggota atau simpatisan Partai Demokrat.

Apakah kartu Islam masih bisa dimainkan. Mungkin masih bisa, tetapi efektifitasnya semakin hari semakin kecil. Hal itu sudah tampak sejak Pemilu tahun 2009.

http://pembauran-sejati.blogspot.co.id/2009/04/hasil-pemilu-legislatif-dan-pembauran.html
http://pembauran-sejati.blogspot.co.id/2009/07 selamat-tinggal-primordialisme-hidup-indonesia.html

Tampaknya popularitas partai-partai Islam, makin hari makin merosot, apalagi di DKI. PPP yang dulu pernah berjaya di DKI, sekarang sudah tidak terlalu bergigi, sedangkan PAN tadinya saya pikir memiliki kursi yang banyak di DKI, karena Amin Rais ribut bener soal Ahok, tetapi ternyata kursinya hanya 2 atau sekitar 2 persen  Apakah teriakan Amin Rais tersebut merupakan teriakan terakhirnya?

Rizieg Shihabpun dulunya ngotot benar soal Ahok, tetapi belakangan ini, ketika dirundung banyak masalah, maka, ia menyebut-nyebut ingin mediasi, tetapi kenapa tidak menyebut-nyebut hal ini, ketika Ahok mulai dirundung masalah. Pendapat saya sederhana, jangan gunakan Agama untuk Bisnis, Penggelapan uang, Penyerobotan Tanah ataupuin untuk Meraih Kekuasaan. Primordialisme akan semakin susut, issue agama jelas semakin tidak laku.

Pada Pilkada DKI Putaran II nanti, kemungkinan yang belum sempat menyoblos pada Putaran pertama, kemungkinan akan menyoblos Ahok, mereka adalah orang-orang yang rasional, menentukan pada saat-saat terakhir.

Kalaupun nanti ternyata Ahok kalah, maka emosi keagamaan massa DKI masih kuat dan tidak cukup rasional.

Tulisan ini dibuat, tentunya dalam rangka Pembauran Sejati menuju Negara Bangsa Indonesia dengan mencintai NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila yang Sila Pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang bilang cinta NKRI belum tentu berani menyatakan dalam pidatonya, bahwa mencintai Pancasila dengan Sila Pertamanya Ketuhan Yang Maha Esa.

Trend masa kini adalah Negara Bangsa, silakan baca untuk memperluas wawasan:

https://en.wikipedia.org/wiki/Toronto