Jumat, 15 Januari 2016

Terorisme berhasilkah? Dugaan dan Analisa

Jawabnya hanya sebagian kecil terorisme yang berhasil. Berhasil dalam publisitas, tetapi tidak untuk tujuannya.

Dulu ketika jamannya milis saya telah mengatakan, bahwa jika Bali dibompun tak akan berpengaruh apa-apa terhadap NKRI dan ini tentunya saya ungkapkan sebelum adanya Bom Bali. Saya lebih suka milis dibandingkan forum pada saat ini, karena milis umumnya ada moderatornya, sehingga hanya yang berkualitas yang dimuat, jadi hampir tak ada haters, apalagi orang jualan.

Beberapa saat setelah BOM WTC, saya ke Bali dan saya berbaur dengan Bule, mereka semua membicarakannya dan mereka heran Amerika bisa kecolongan. Menurut saya ini adalah perencanaan yang sangat jenius. Steven Spielbergpun mungkin tak akan pernah bisa berpikir/berkhayal sampai ke sini. Dilakukan siang hari bolong dan tentunya akan menjadi siaran langsung yang sangat berkualitas dari segi visual. Menara I sudah terbakar dan semua mata tertuju kepada menara kembar tersebut dan ketika Menara II dihajar juga semuanya menyaksikannya secara langsung. Menara kembar tersebut terbuat dari mayoritas baja yang akan melentur/meliuk kena panas dan pasti akan ambruk hanya dalam hitungan jam, berbeda dengan bangunan beton. Di Jakarta bangunan seperti ini adalah Landmark Tower A dan B, tetapi jika hanya pecah kaca-kacanya seperti Bom Kuningan, maka kurang dramatis, karena agak jauh dari jalan raya. BOM WTC boleh dikatakan sangat berhasil dari segi apapun. Tetapi hal semacam ini mungkin tak akan terulang kembali, karena Amerika sekarang ini sangat protektif. Prinsip Amerika adalah menjauhkan segenap keributan di luar negaranya yang dibalas oleh para teroris dengan menghajar kepentingan/simbol Amerika dan akhir-akhir ini juga menghajar negara-negara sekutu Amerika, jadi yang dihajar bukan hanya simbolnya, tetapi termasuk publik negara yang bersangkutan.

Setelah Bom Bali I, turis asing memang berkurang, tapi tidak banyak. Setelah Bom Bali II, turis asing boleh dikatakan nol, banyak hotel yang tidak ada sama sekali turisnya, walaupun Bom Bali II boleh dikatakan kecil. Di beberapa hotel masih ada turis lokal, walaupun hanya sedikit, sampai-sampai saya merasa yang punya hotel. Ekonomi Bali yang boleh dikatakan sangat dipengaruhi oleh turisme boleh dikatakan lumpuh. Pukul 9 malam Kuta dan Legian sepi dan boleh dikatakan tak ada lagi toko yang buka. Yang tidak diduga oleh para teroris adalah kejadian ini memukul supplier yang umumnya dari Jawa, misalnya kaos, batu paras, tanah liat, demikian juga banyak pekerja dari Jatim yang harus pulang kampung. BOM Bali I dan II yang berbeda setahun boleh dikatakan berhasil untuk skala Bali, tetapi tidak untuk skala Indonesia. Walaupun sulit, pemboman seperti Bom Bali II yang hanya menggunakan ransel mungkin dapat terjadi lagi.

Bom Kuningan berhasil dari segi publisitas. Asap Bom Kuningan yang putih bersih membumbung ke udara menunjukkan, kualitas peledak yang baik dan jelas bukan jenis low explosive, seperti yang digunakan di BOM Bali I. Visualnya sangat bagus, karena dilakukan di siang hari bolong dan tanpa awan.

Bom Paris/Perancis berhasil dari segi publisitas dan juga korbannya. Dilakukan malam hari, karena konser dilakukan malam hari, maka dari segi visual tidak akan dihasilkan gambar yang dramatis, tetapi penyerangan di beberapa tempat di waktu yang hampir bersamaan dan proses penyanderaan yang memakan waktu relatif lama bisa menjadi trend dan merupakan publisitas yang baik.

Bom Sarinah/Jakarta Theatre/ StarBucks sangat berhasil dari segi publisitas. Dilakukan di siang hari bolong, seperti halnya BOM WTC, maka liputannya sangat menarik, apalagi banyak publik yang ikut mengabadikannya dari gedung-gedung di sekitarnya, sesuatu yang mungkin tidak diduga oleh aparat dan bisa jadi menjadi trend di masa yang akan datang. Dari bom dan senjata yang dibawa, jelas mereka tidak menargetkan korban yang banyak. Walaupun seandainya ada yang berhasil meledakkan bom di dalam Gedung Sarinah, korban tidak akan banyak dan ini lebih kepada memberikan pesan, bahwa penjagaan yang kuatpun bisa di tembus. Hal ini sudah terbukti di Afganistan dan Irak dimana penjagaan Amerika yang kuatpun dapat ditembus, termasuk Kedutaan Amerika di Irak.

Trend masa depan dalam penyerangan teroris adalah:
Menyerang beberapa tempat sekaligus, tetapi harus ada simbol negara yang dituju
Kombinasi penggunaan bom dan senjata api, dimana bom berskala besarnya cukup satu, tetapi bom berskala kecilnya banyak.
Jika perlu dilakukan penyanderaan untuk memperpanjang waktu tayang Siaran Langsung.
Penggunaan racun di ruang tertutup bisa dilakukan sebagai tambahan untuk menimbulkan korban yang banyak dan termasuk mudah dilakukan, tetapi penggunaan racun sendirian tidak akan memberikan efek dramatis, karena tidak ada kerusakan bangunan ataupun kaki yang menjadi buntung.

Kebanyakan teroris belajar hanya satu agama dan sekolah bukan di sekolah umum yang heterogen, tetapi belajar di sekolah yang lebih menitik beratkan pada agama tertentu saja. PEMBAURAN dalam pengertian yang paling sederhana harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan seseorang menjadi teroris. Yang paling mudah, sekolahlah di sekolah umum yang heterogen.

Tambahan 15 Juli 2016: Truk yang menabrak kerumunan orang-orang di Nice, Perancis menewaskan setidaknya 84 orang dan ratusan orang yang luka-luka. Dari segi korban yang banyak, teror ini berhasil dan karena dilakukan di tempat terbuka banyak orang yang melihatnya, walaupun tidak menjadi korban. Biaya untuk melakukan teror ini juga sebenarnya relatif murah dan persiapan maupun pelaksanaannya mudah dilakukan oleh kebanyakan orang. Pengemudi truk juga membawa senjata dan juga granat yang mungkin belum sempat digunakannya untuk menambah sensasi. Jelas sasaran teror ini adalah negara untuk merubah kebijaksanannya terhadap kawan-kawan teroris. Untuk masa mendatang tentunya cara ini akan banyak ditiru oleh para teroris, misalnya menabrakkan truk ke gerbong kereta api di perlintasan kereta api, dan bisa jadi truk tersebut adalah truk bahan bakar, gas atau kimia berbahaya.