Sabtu, 13 Juni 2009

Seleb Indonesia-Internasional Kawin Campur (Bola Salju?!)

Kaum Selebritas tampaknya akan menjadi Bola Salju Kawin Campur/Silang di Indonesia dan Dunia.
Seleb belum tentu Artis, tetapi Seleb adalah siapapun yang cukup terkenal dan biasanya menghiasi Layar Infotaintment. Hingga kini belum ada Data Statistik Indonesia yang menyatakan bahwa kaum Seleb lebih banyak melakukan Kawin Campur/Silang menuju Pembauran Sejati daripada kaum Kebanyakan atau Khalayak Ramai, tetapi karena kaum Seleb menjadi Sorotan, maka tidak mustahil mereka juga akan menjadi Panutan (Bola salju).


Daftar ringan di bawah ini ingin mencoba memaparkan beberapa Seleb Indonesia yang telah melakukan Kawin Campur:
Anggota DPR, Adjie Massaid, Jawa Kawin Campur dengan Anggota DPR, Angelica 'Angie' Sondakh, Manado.
Artis, Christian Sugiono, Kristen Kawin Campur dengan Artis, Titi Kamal, Islam.
Anggun Cipta Sasmi, Penyanyi, sekarang Warga Negara Perancis pernah Kawin Campur dengan Michael de Gea, Perancis pada usia 18 tahun kemudian Kawin Campur dengan Oliver Maury, Kanada dan akhirnya Kawin Campur dengan Cyril Montana, Perancis dan dikaruniai seorang Putri yang dinamai Kirana.
Yulia Perez Kawin Campur dengan Damian Perez, Perancis.
Fauzi Baadilla Kawin Campur dengan Senk Lotta model Uzbekistan. Saya prediksi di masa yang akan datang akan terjadi banyak Kawin Campur dengan model Uzbekistan di Indonesia, karena mereka Cantik dan Muslim, sehingga tak ada hambatan Beda Agama.
R.A. Srimulat, 42 tahun Kawin Campur dengan Teguh Slamet Rahardjo (Kho Djien Tiong), 24 tahun dan kemudian Teguh Srimulat Kawin Campur dengan Jujuk Djuariah.
Feby Febiola Kawin Campur dengan Bruce Nicolas Delteil, Perancis.
Maudy Koesnaedi Kawin Campur dengan Erick Meijer, Belanda.
Marcellius Hamonangan Siahaan atau lebih dikenal dengan Marcell Siahaan mantan suami Dewi Lestari Kawin Campur dengan Rima Melati Sheila Adams, artis Singapura.
Anne J. Cotto Kawin Campur dengan Mark Hanusz, Amerika.
Tamara Geraldine Kawin Campur dengan Tien Thinh Pham, Vietnam.
Tamara Blezinsky pernah Kawin Campur dengan Teuku Rafli Pasha, Aceh.
(bersambung/berlanjut ...)

Rabu, 10 Juni 2009

Mixing vs Fanaticism (Religion and Ethnic/Tribe)

With Mixing, we expect decrease in Horizontal Conflict.
Horizontal Conflict occurs, because there are parties who feel more than the other, though perhaps equally poor.
The trigger can be religion because that is dogmatic or cannot be touched.
With the limited perspective of the followers, the Fanaticsm can arise especially when this is associated with a particular tribe or ethnic. Where the Mixing occured through Mix Married between 2 different tribe/ethnic also added by different religion of the couple, so Religion Fanaticsm and Horizontal Conflict will be eased next can be avoided or not even appear.

It is my hope that input from readers about the success of couple who has run the Mixing.
The success does not mean a lot of money. Harmony Family with Happiness I think is a success also.

Your comment is waiting, or you may also contact:
gsarwa@indosat.net.id

Minggu, 07 Juni 2009

Stats: Mix Married in USA (White-Black-Asia/Yellow-Other)

Statistics Truly Mixing through Mix Married in United States of America is as follows: (developed from Wikipedia)
Year 2006:
Married couples was 59.5 million more.
Couples who married without Mix Married over 57.2 million (96.1%).
Couples who married with Mix Married over 2.3 million (3.9%).

In Mix Married society is classified into 4 groups, namely:
White, Black, Asian and Other (not included in White/Black/Asian).
Details Mix Married are as follows:
White - Other : 44.6%
White - Asian : 30.7%
White - Black : 17.6%
Black - Other : 2.9%
Asian - Other : 2.4%
Black - Asian : 1.8%
*When people ... in Indonesia there are statistics such as this?*
Seen that the Mix Married involving the skin of many White people, because the skin of White population is the majority/dominant. But in the Mix Married, White skin prefer Other than Black or Asian. Also Other more selected by the Black and Asian compared to Mix Married between Black-Asian.

The more interesting in Mix Married White-Other, then White Husband choose Wife classified as Other and Husband classified as Other choose White Wife come to balance amount. This does not happen on a combination of other/different Mix Married. Single motor drive of Mix Married seems classified as Other and this could be because fathers Others may have experienced the Mix Married many times, so They are difficult to claim that they are ethnic/tribe specific.
Group classified as Other could be a 'snow ball' in Mix Married toward Truly Mixing.

Personal Contact E-mail: gsarwa@indosat.net.id

Kamis, 04 Juni 2009

Barack Obama inspirasi PEMBAURAN SEJATI: Kawin Campur/Silang

Apakah Pembauran Sejati akhirnya dapat terwujud, maka dengan mengutip election jargon Barack Hussein Obama saya katakan: Yes We Can. Perubahan harus terjadi - Barack Obama's YouTube/Facebook: change we need, change we believe in. Barack Obama salah satu pemimpin sejati yang memberi pencerahan tentang Negara Bangsa - There are only United States of America and Americans.
Pembauran Sejati tidak bisa tidak hanya terwujud dengan adanya Kawin Campur/Silang atau percampuran darah antara mereka yang berlainan ras/etnis/suku melalui perkawinan. Sebuah pernyataan yang Kontroversial, tetapi mungkin benar adanya.

Ada penulis yang menyatakan bahwa Pembauran/Asimilasi telah terjadi dengan sangat baik di Makassar antara Tionghoa/Chinese yang hidup harmonis dan membaur/berbaur dengan Pribumi. Padahal yang terjadi di Makassar tersebut hanya percampuran kebudayaan belaka atau penerimaan budaya pendatang oleh Pribumi atau diterimanya budaya lokal oleh kaum Pendatang. Tentunya ini bukan Pembauran Sejati atau Pembauran yang sesungguhnya terbukti dengan terjadinya Kerusuhan Rasial yang berulang di Makassar sejak tahun 1965.

Dikatakan bahwa terjadinya kerusuhan rasial tersebut kemungkinan besar akibat 'kecemburuan sosial' atau 'kesenjangan ekonomi' yang tercipta akibat adanya Kolonialisme Penjajah. Hal ini malah jelas menunjukkan adanya 2 kelompok sosial yang berbeda, yakni Cina dan Pribumi yang belum membaur/berbaur. Generasi Pertama Cina Pendatang banyak yang kawin dengan Pribumi, karena jodoh/cinta ataupun mungkin karena keterpaksaan (mayoritas Pendatang hanya lelaki saja). Keturunan para Pendatang Cina tersebut kemudian kawin dengan keturunan para Pendatang Cina lainnya atau dengan perkataan lain Peranakan mencari Peranakan. Akibatnya Asimilasi/Pembauran Lestari berkelanjutan/berkesinambungan seolah-olah terhenti (mati suri).

Sesuatu yang mungkin Kontroversial seperti halnya Pembauran Sejati seharusnya telah diajarkan di sekolah sejak dini agar wawasan sosial anak didik kita menjadi luas dan akan tercipta generasi manusia Indonesia Baru dalam kerangka Negara Bangsa Indonesia ter-Integrasi (Persatuan dan Kesatuan). Sesuatu yang Kontroversial sudah selayaknya tidak boleh dijadikan tabu dalam iklim/forum/community kehidupan bebas keterbukaan dewasa ini.

Personal Contact E-mail: gsarwa@indosat.net.id