Happy Salma telah menikah dengan keluarga Puri Ubud, Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthayasa di Catatan Sipil Sydney, Australia pada tanggal 18 September 2010, karena di Indonesia pernikahan beda agama belum diakui. Sebenarnya pernyataan eksplisit yang melarang pernikahan beda agama itu tidak ada. Hanya prosedur atau tata cara untuk pencatatan sipil mengharuskan kita untuk mendapatkan surat pernikahan terlebih dahulu dari tempat ibadah yang melangsungkan pernikahan tersebut. Pihak Gereja Katolik beberapa tahun terakhir ini telah membolehkan salah satu pasangannya yang non-Katolik menikah di Gereja Katolik dengan pasangannya yang Katolik. Sedangkan Kantor Urusan Agama (KUA) Islam hanya mau menikahkan pasangan yang keduanya beragama Islam, mualaf sekalipun.
Pada tanggal 3 Oktober 2010, digelarlah ritual pernikahan dengan adat Hindu di Puri Saren Kauh, Ubud, Bali yang berlangsung hikmat dan semarak. Selanjutnya diselenggarakan kembali acara resepsi pernikahan pada tanggal 16 Oktober 2010 di tempat kelahiran Happy Salma, Sukabumi dengan adat Sunda yang kental dan terdengar pula lantunan ayat suci Alquran.
Melakukan pencatatan sipil di Australia yang dilakukan pasangan ini mirip dengan yang dilakukan oleh pasangan Titi Kamal Christian Sugiono. Mungkin ini langkah yang paling tepat untuk pasangan Happy-Tjok, sehingga terlihat bersifat netral, karena Tjokorda Bagus berasal dari Bali. Ini tentunya berbeda, jika pasangan tersebut Islam Kristen dan keduanya berasal dari Luar Bali menikah di Bali.
Sedangkan resepsi pernikahan dilakukan dua kali, pertama karena ada dananya dan keluarga Tjok 'harus' melakukan resepsi tersebut, karena masih mengikuti adat istiadat bangsawan, kedua keluarga Happy Salma mengadakan resepsi untuk pengimbang, supaya terlihat netral sekaligus 'ngunduh mantu'. Tentunya jika dana terbatas dan kaum kebanyakan saja dapat dipilih resepsi pernikahan satu kali saja yang bersifat netral, misalnya berpola barat atau mungkin juga selera Nusantara atau bahkan malah Nikah Tamasya saja.
Tampilkan postingan dengan label Kristen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kristen. Tampilkan semua postingan
Selasa, 19 Oktober 2010
Selasa, 19 Mei 2009
Statistik: Kawin Campur/Silang di USA (Putih-Hitam-Asia/Kuning-Lainnya)
Statistik Pembauran Sejati melalui Perkawinan Campur/Silang di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:
Tahun 2006:
Pasangan yang menikah berjumlah 59.5 Juta lebih.
Pasangan yang menikah tanpa Kawin Campur/Silang 57.2 Juta lebih (96.1%).
Pasangan yang menikah dengan Kawin Campur/Silang 2.3 Juta lebih (3.9%).
Dalam Kawin Campur/Silang ini masyarakat digolongkan ke dalam 4 kelompok, yakni: Putih, Hitam, Asia dan Lainnya (tidak termasuk ke dalam Putih/Hitam/Asia).
Detail Kawin Campur/Silang tersebut adalah sbb:
Putih - Lainnya : 44.6%
Putih - Asia : 30.7%
Putih - Hitam : 17.6%
Hitam - Lainnya: 2.9%
Asia - Lainnya : 2.4%
Hitam - Asia : 1.8%
*Kapan yaa ... di Indonesia terdapat Statistik semacam ini?*
Terlihat bahwa Kawin Campur/Silang melibatkan paling banyak orang kulit Putih, karena memang populasi orang kulit Putih adalah mayoritas/dominan.
Tetapi dalam Kawin Campur/Silang ini orang kulit Putih lebih memilih Lainnya daripada Asia atau Hitam. Lainnya juga lebih dipilih oleh Hitam dan Asia dibandingkan Kawin Campur/Silang di antara Hitam-Asia.
Yang lebih menarik pada Kawin Campur/Silang Putih-Lainnya, maka Suami Putih - Istri Lainnya dan Suami Lainnya - Istri Putih jumlahnya seimbang. Hal ini tidak terjadi pada kombinasi Kawin Campur/Silang lainnya. Tampaknya motor penggerak Kawin Campur/Silang adalah Lainnya dan bisa jadi hal ini karena nenek moyang Lainnya mungkin telah mengalami Kawin Campur/Silang berkali-kali, sehingga merekapun sulit untuk meng-claim bahwa mereka adalah suku/etnis tertentu.
Bisa jadi kelompok Lainnya ini dapat menjadi 'bola salju' dalam Kawin Campur/Silang menuju Pembauran Sejati.
Tahun 2006:
Pasangan yang menikah berjumlah 59.5 Juta lebih.
Pasangan yang menikah tanpa Kawin Campur/Silang 57.2 Juta lebih (96.1%).
Pasangan yang menikah dengan Kawin Campur/Silang 2.3 Juta lebih (3.9%).
Dalam Kawin Campur/Silang ini masyarakat digolongkan ke dalam 4 kelompok, yakni: Putih, Hitam, Asia dan Lainnya (tidak termasuk ke dalam Putih/Hitam/Asia).
Detail Kawin Campur/Silang tersebut adalah sbb:
Putih - Lainnya : 44.6%
Putih - Asia : 30.7%
Putih - Hitam : 17.6%
Hitam - Lainnya: 2.9%
Asia - Lainnya : 2.4%
Hitam - Asia : 1.8%
Terlihat bahwa Kawin Campur/Silang melibatkan paling banyak orang kulit Putih, karena memang populasi orang kulit Putih adalah mayoritas/dominan.
Tetapi dalam Kawin Campur/Silang ini orang kulit Putih lebih memilih Lainnya daripada Asia atau Hitam. Lainnya juga lebih dipilih oleh Hitam dan Asia dibandingkan Kawin Campur/Silang di antara Hitam-Asia.
Yang lebih menarik pada Kawin Campur/Silang Putih-Lainnya, maka Suami Putih - Istri Lainnya dan Suami Lainnya - Istri Putih jumlahnya seimbang. Hal ini tidak terjadi pada kombinasi Kawin Campur/Silang lainnya. Tampaknya motor penggerak Kawin Campur/Silang adalah Lainnya dan bisa jadi hal ini karena nenek moyang Lainnya mungkin telah mengalami Kawin Campur/Silang berkali-kali, sehingga merekapun sulit untuk meng-claim bahwa mereka adalah suku/etnis tertentu.
Bisa jadi kelompok Lainnya ini dapat menjadi 'bola salju' dalam Kawin Campur/Silang menuju Pembauran Sejati.
Jumat, 01 Mei 2009
Pembauran ala Adjie Massaid dan Angelica Sondakh
Adjie massaid akhirnya menikahi Angie (panggilan akrab Angelica Sondakh) secara diam-diam pada hari Rabu yang lalu di KUA Pulogadung. Untungnya hal ini memang telah diklarifikasikan oleh Adjie kepada wartawan dengan menyatakan bahwa semuanya telah diselesaikan dengan 'damai'.
Tampaknya hal yang mengganjal selama ini adalah masalah perbedaan keyakinan/agama.
Sepupu saya juga menikahkan putranya juga secara diam-diam. Putranya beragama Katolik sedangkan mantunya beragama Kristen (Bukankah keduanya mengaku Anak Yesus/Kristus?).
Sebenarnya mereka yang kawin tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi orang tua merekalah yang mempermasalahkan hal ini. Yang satunya Anggota Majelis Gereja sedangkan yang satunya juga aktif/sering ke Gereja, karena mungkin sudah uzur. Kata mereka: Mau ditaruh di mana muka mereka?
Berbeda dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono yang masing-masing mempertahankan agamanya, maka Angie memilih untuk mengikuti agama suaminya (Islam). Nafa Urbach pun setahu saya akhirnya mengikuti agama Zack Lee suaminya (Kristen).
Saya pernah tanya pada keponakan saya yang masih SMP bagaimana seandainya ia pindah agama, maka jawabannya: Wah bisa dimusuhi orang se Gereja. Maka saya katakan, makanya jangan fanatik, sehingga rasa keterikatan terhadap sesuatu institusi tidak kental. Fanatik juga dapat membuat kita buta dan merasa bahwa yang benar ya hanya yang kita ketahui. Lebih celaka lagi, kalau tolol bisa jadi Teroris.
Dari uraian di atas jelas yang paling menghambat dalam Kawin Campur adalah masalah Perbedaan Keyakinan/Agama. Dan percuma anda bertanya pada kaum agamawan mengenai Kawin Campur Beda Agama, karena jawabannya dapat dipastikan tidak mendukung anda.
Setujukah anda, kalau dikatakan bahwa Kaum Agamawan adalah Penghambat Pembauran?!
Ketidaksetujuan anda dapat di-reply pada blog ini atau langsung kepada:
gsarwa@indosat.net.id
Tampaknya hal yang mengganjal selama ini adalah masalah perbedaan keyakinan/agama.
Sepupu saya juga menikahkan putranya juga secara diam-diam. Putranya beragama Katolik sedangkan mantunya beragama Kristen (Bukankah keduanya mengaku Anak Yesus/Kristus?).
Sebenarnya mereka yang kawin tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi orang tua merekalah yang mempermasalahkan hal ini. Yang satunya Anggota Majelis Gereja sedangkan yang satunya juga aktif/sering ke Gereja, karena mungkin sudah uzur. Kata mereka: Mau ditaruh di mana muka mereka?
Berbeda dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono yang masing-masing mempertahankan agamanya, maka Angie memilih untuk mengikuti agama suaminya (Islam). Nafa Urbach pun setahu saya akhirnya mengikuti agama Zack Lee suaminya (Kristen).
Saya pernah tanya pada keponakan saya yang masih SMP bagaimana seandainya ia pindah agama, maka jawabannya: Wah bisa dimusuhi orang se Gereja. Maka saya katakan, makanya jangan fanatik, sehingga rasa keterikatan terhadap sesuatu institusi tidak kental. Fanatik juga dapat membuat kita buta dan merasa bahwa yang benar ya hanya yang kita ketahui. Lebih celaka lagi, kalau tolol bisa jadi Teroris.
Dari uraian di atas jelas yang paling menghambat dalam Kawin Campur adalah masalah Perbedaan Keyakinan/Agama. Dan percuma anda bertanya pada kaum agamawan mengenai Kawin Campur Beda Agama, karena jawabannya dapat dipastikan tidak mendukung anda.
Setujukah anda, kalau dikatakan bahwa Kaum Agamawan adalah Penghambat Pembauran?!
Ketidaksetujuan anda dapat di-reply pada blog ini atau langsung kepada:
gsarwa@indosat.net.id
Langganan:
Postingan (Atom)