Rabu, 29 Juli 2015

Islam Nusantara: Islam Tidak Satu

Pada tanggal 14 Juni 2015, Presiden NKRI Joko Widodo menyebut Islam Nusantara, tanpa penjelasan yang lengkap, sehingga menimbulkan multi tafsir. Tetapi setidak-tidaknya Islam Nusantara berbeda dengan Islam Malaysia, karena masing-masing memiliki muatan lokal terkait nilai budaya dan tradisi lokal.

Jadi Islam Nusantara bukan milik satu golongan saja, karena di Indonesia terdapat banyak golongan, termasuk Islam Abangan, maka Lebarannya juga berbeda-beda dengan versi Pemerintah, ada yang mendahului, ada yang sama dan ada juga yang telat. Komplit dah.

Suka tidak suka Islam itu Tidak Satu, setidaknya ada Sunni dan Syiah. Bahkan ketika saya tanya pada salah seorang dari Turki apakah ia penganut Sunni atau Syiah, dia menjawab bukan kedua-duanya.

Sampai saat ini antara Sunni dan Syiahpun masih terdapat pertentangan, sehingga diadakan Islam and Peace Conference di Lund, Swedia http://www.salaminstitute.org/Lund.html Dan ternyata di dalam Sunni dan Syiahpun masih terdapat golongan-golongan lagi, jadi mirip dengan Katolik, ada Katolik Roma, ada Katolik Orthodox, demikian pula Protestan, ada Protestan Pantekosta, ada Protestan HKBP dan sebagainya.

Jadi lebih baik menghargai Prularisme, daripada menginginkan orang lain untuk mengikuti anda.