Minggu, 31 Mei 2009

Melting Pot: Assimilation - Mix Married: Hawaii vs Indonesia (incl. Bali)

Hawaii and Indonesia has similarity, both are Archipelago. People know Hawaii as Travel/Tourist Destination Area, but actually Hawaii is one of the Most Mix Married occured even compared to Mainland America. Indonesia with Tropical Climate is the largest archipelago in the world spread more than 4,000 km along Equator (lenght of Equator is approx 40,000 km). To imagine how vast of Indonesia you may imagine Europe or San Francisco, California to Miami, Florida (Mainland USA). Bali (the Paradise) is only one island among more than 17,000 islands of Indonesia.

As an Archipelago, so in the past shore or coast line area usually more live/modern/dinamic than in the centre of Big Islands. Archipelago Kingdoms frequent spread their navy to their neighbourhood for business or for occupancy. 'Present' (Ladies/Women) usually give to them or Mix Married occur as a 'Friendship'. Mix married in ordinary people is also occur due to many visits to many locations. ( ... Oh ... my ... God ... ) So Assimilation actually occur since centuries ago.

In Hawaii Mis Married more happen since World War II ended with more ingoing from Japan, Europe and Mainland America involve 3 different races of Complex Mix Married: Caucasoid, Negrito and Mongoloid (White, Black and Asia/Yellow). Mix Married in Indonesia should be more advance and easily occur than Hawaii due to Mix Married in Indonesia mainly happen in one races only i.e.: Mongoloid (only different Ethnic/Tribe) moreover Bule (White) mix married with Native (Asia) is not make a problem. Genuine Assimilation is truly not a problem but frequent debatable.

Personal Contact E-mail: gsarwa@indosat.net.id

Selasa, 19 Mei 2009

Statistik: Kawin Campur/Silang di USA (Putih-Hitam-Asia/Kuning-Lainnya)

Statistik Pembauran Sejati melalui Perkawinan Campur/Silang di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:
Tahun 2006:
Pasangan yang menikah berjumlah 59.5 Juta lebih.
Pasangan yang menikah tanpa Kawin Campur/Silang 57.2 Juta lebih (96.1%).
Pasangan yang menikah dengan Kawin Campur/Silang 2.3 Juta lebih (3.9%).

Dalam Kawin Campur/Silang ini masyarakat digolongkan ke dalam 4 kelompok, yakni: Putih, Hitam, Asia dan Lainnya (tidak termasuk ke dalam Putih/Hitam/Asia).
Detail Kawin Campur/Silang tersebut adalah sbb:
Putih - Lainnya : 44.6%
Putih - Asia : 30.7%
Putih - Hitam : 17.6%
Hitam - Lainnya: 2.9%
Asia - Lainnya : 2.4%
Hitam - Asia : 1.8%
*Kapan yaa ... di Indonesia terdapat Statistik semacam ini?*
Terlihat bahwa Kawin Campur/Silang melibatkan paling banyak orang kulit Putih, karena memang populasi orang kulit Putih adalah mayoritas/dominan.
Tetapi dalam Kawin Campur/Silang ini orang kulit Putih lebih memilih Lainnya daripada Asia atau Hitam. Lainnya juga lebih dipilih oleh Hitam dan Asia dibandingkan Kawin Campur/Silang di antara Hitam-Asia.

Yang lebih menarik pada Kawin Campur/Silang Putih-Lainnya, maka Suami Putih - Istri Lainnya dan Suami Lainnya - Istri Putih jumlahnya seimbang. Hal ini tidak terjadi pada kombinasi Kawin Campur/Silang lainnya. Tampaknya motor penggerak Kawin Campur/Silang adalah Lainnya dan bisa jadi hal ini karena nenek moyang Lainnya mungkin telah mengalami Kawin Campur/Silang berkali-kali, sehingga merekapun sulit untuk meng-claim bahwa mereka adalah suku/etnis tertentu.
Bisa jadi kelompok Lainnya ini dapat menjadi 'bola salju' dalam Kawin Campur/Silang menuju Pembauran Sejati.

Rabu, 13 Mei 2009

Tajuk: Langkah Berani SBY

Sang 'Peragu' Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengambil langkah berani dengan menggandeng Boediono sebagai Cawapres. Tampaknya Boediono tidak akan sekedar dijadikan 'Ban serep', tetapi lebih sebagai Penasihat, walaupun mungkin tidak akan dibiarkan 'liar' seperti halnya Jusuf Kalla. Boediono dengan pengalamannya yang segudang di bidang Fiskal dan Moneter tentunya dapat efektif sebagai 'Pembisik' yang baik.

Langkah peminangan Boediono ditentang setidaknya oleh 3 partai bernuansa Islam yakni: PKS, PAN dan PPP. Amien Rais menyatakan bahwa pemilihan Boediono tidak ideal, karena Jawa-Jawa padahal Soekarno-Hatta adalah Jawa-LuarJawa. Selanjutnya ia mengatakan Kelompok Islam tidak diwakili padahal mereka juga Plural-Majemuk, Nasionalis dan dadanya Merah-Putih. Amien Rais tampaknya lupa bahwa Soekarno-Hatta adalah Nasionalis-Nasionalis.

Akankah pasangan SBY-Boediono dapat memenangkan Pemilihan Presiden, walaupun menurut Amien Rais akan 'kempes'. Hal ini merupakan 'test case' yang menarik dan tentunya pemilihan Boediono sebagai Cawapres telah dipertimbangkan masak-masak. Ketokohan Yudhoyono akan sangat membantu, sehingga siapapun Cawapresnya tidak akan terlalu mempengaruhi calon Pemilih. Bagi yang modern dan cukup berpendidikan tampaknya tidak akan mempersoalkan Jawa-Jawa, demikian pula bagi yang tidak fanatik tidak akan mempersoalkan apakah Cawapresnya dari Partai bernuansa Islam atau tidak. Lain halnya, jika Boediono beragama non-Islam. Memang seyogyanya pengkotak-kotakan berdasarkan ras/etnis dan agama sudah pantas ditinggalkan. Kedewasaan masyarakat Pemilih akan teruji dalam test case ini.

Kemajuan pemikiran masyarakat akibat pendidikan yang semakin baik tidak akan dapat dibendung. Mungkin sebaiknya Partai-partai bernuansa Islam melupakan untuk memajukan calonnya sebagai Cawapres. Mengusung sendiri Calon Presiden dan Cawapresnya tanpa koalisi dengan kaum Nasionalis tampaknya juga mustahil, karena tidak memiliki tokoh-tokoh yang dapat dijual. Kalaupun menang mayoritas Parlemen adalah Kaum Nasionalis. Sebaiknya Amien dkk mulai sekarang ini lebih memusatkan pikiran untuk Kabinet (jika diajak) dan Parlemen yad. Atau jika cukup ksatria dapat memilih cara PDIP sekarang ini yakni menjadi Oposisi yang Baik, karena bagaimanapun Check and Balance itu sangat perlu.

Kaum Investor tampaknya akan diuntungkan dengan terpilihnya nanti Presiden dan Wakilnya yang Pro-Pasar.

Tambahan: Kemarin malam Jumat 15 May 2009 akhirnya dideklarasikan pasangan Capres-Cawapres SBY-Boediono. Partai bernuansa Islam yang tadinya omong keras dan mengancam akan membentuk Poros Alternatif ujung-ujungnya seperti menjilat ludah sendiri mendukung pasangan SBY-Berboedi. Mungkin kursi Cawapres lepas dapat kursi Menteri yaa lumayan juga kan. Tidak hadir dalam Deklarasi tersebut Hidayat Nur Wahid 'Cawapres' dari PKS, Sutrisno Bachir dan Amien Rais dari PAN. Beberapa jam kemudian pasangan Capres-Cawapres Megawati-Prabowo (MegaPro-seperti Merek Motor Yaa ...) dideklarasikan. Siapapun nantinya pasangan Capres-Cawapres yang menang, maka yang menang adalah Kaum Nasionalis dan TNI ;-))

Jumat, 01 Mei 2009

Pembauran Jawa dan Luar Jawa

Malam ini beberapa jam yang lalu Jumat, 1 Mei 2009 Golkar dan Hanura mendeklarasikan Jusuf Kalla dan Wiranto sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilihan Presiden yang akan datang. Deklarasi ini mendahului kubu PDIP/Megawati dan kubu Demokrat/SBY.


Dalam pernyataannya Wiranto maupun JK menyatakan ini adalah pasangan yang ideal:
Jawa - Luar Jawa
Pedagang - Birokrat
Bahkan Wiranto memperkenalkan istrinya yang berasal dari Sulawesi.
Sedangkan JK menyatakan istrinya berasal dari Sumatra dan kesemua mantunya adalah orang Jawa.
Selanjutnya JK menyatakan bahwa ini adalah keberagaman - Bhinneka Tunggal Ika.


Tampaknya bahkan dalam dunia politikpun Pembauran itu perlu.


Akankah kubu Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono juga akan menunjukkan Pembauran - Bhinneka Tunggal Ika?
Prediksi anda dapat disampaikan dalam blog ini atau langsung kepada:
gsarwa@indosat.net.id

Pembauran ala Adjie Massaid dan Angelica Sondakh

Adjie massaid akhirnya menikahi Angie (panggilan akrab Angelica Sondakh) secara diam-diam pada hari Rabu yang lalu di KUA Pulogadung. Untungnya hal ini memang telah diklarifikasikan oleh Adjie kepada wartawan dengan menyatakan bahwa semuanya telah diselesaikan dengan 'damai'.

Tampaknya hal yang mengganjal selama ini adalah masalah perbedaan keyakinan/agama.
Sepupu saya juga menikahkan putranya juga secara diam-diam. Putranya beragama Katolik sedangkan mantunya beragama Kristen (Bukankah keduanya mengaku Anak Yesus/Kristus?).
Sebenarnya mereka yang kawin tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi orang tua merekalah yang mempermasalahkan hal ini. Yang satunya Anggota Majelis Gereja sedangkan yang satunya juga aktif/sering ke Gereja, karena mungkin sudah uzur. Kata mereka: Mau ditaruh di mana muka mereka?

Berbeda dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono yang masing-masing mempertahankan agamanya, maka Angie memilih untuk mengikuti agama suaminya (Islam). Nafa Urbach pun setahu saya akhirnya mengikuti agama Zack Lee suaminya (Kristen).
Saya pernah tanya pada keponakan saya yang masih SMP bagaimana seandainya ia pindah agama, maka jawabannya: Wah bisa dimusuhi orang se Gereja. Maka saya katakan, makanya jangan fanatik, sehingga rasa keterikatan terhadap sesuatu institusi tidak kental. Fanatik juga dapat membuat kita buta dan merasa bahwa yang benar ya hanya yang kita ketahui. Lebih celaka lagi, kalau tolol bisa jadi Teroris.

Dari uraian di atas jelas yang paling menghambat dalam Kawin Campur adalah masalah Perbedaan Keyakinan/Agama. Dan percuma anda bertanya pada kaum agamawan mengenai Kawin Campur Beda Agama, karena jawabannya dapat dipastikan tidak mendukung anda.

Setujukah anda, kalau dikatakan bahwa Kaum Agamawan adalah Penghambat Pembauran?!
Ketidaksetujuan anda dapat di-reply pada blog ini atau langsung kepada:
gsarwa@indosat.net.id